Jurnal Karir AdeHeryana Vol.1 No.3 2021
Sudah ngelamar kemana-mana nggak nyangkut juga? Sebenernya lari kemana surat lamaran itu? Surat lamarannya ada, tapi nasibnya atau rejekinya belum ada. Yang menyedihkan, saya sering skip surat lamaran calon karyawan hanya karena “kesan pertama” yang tidak menggoda.
Well, surat lamaran (baik email atau cetak) adalah kesan pertama. Jadi jangan anggap enteng ya. Termasuk juga lampirannya seperti CV, dokumen pendukung lain. Mengenai CV dan dokumen pendukung akan dijelaskan pada artikel lain. Sekarang kita fokus ke surat lamaran.
Waktu masih sama2 email & ngepos surat lamaran kemana2, saya sering diminta teman seperjuangan bikinin surat lamaran. Ada yang gagal juga, tapi kebanyakan diterima. Alhamdulillah. Oke saya bagi tips gimana caranya membuat surat lamaran yang (semoga aja) menarik minat perusahaan.
Tips#1 – cari informasi ttg perusahaan dan tentunya posisi yang mau dilamar. Kenapa harus cari data segala? Jenis perusahaan menentukan gaya penulisan surat. Pada perusahaan swasta misalnya gaya penulisan umumnya tidak terlalu kaku yang penting efektif dan to the point. Mungkin agak beda dengan perusahaan BUMN atau isntansi pemerintah. Pemilihan kata-kata jangan sampai salah. Kalau perusahaan asing, baiknya pakai bahasa inggris meskipun tidak ada perintah menulis dalam bahasa inggris. Kalau saya patokannya dari iklan yang ditayangkan. Iklan dalam bahasa inggris saya tulis lamaran dalam bahasa inggris.
Tips#2 – email apa pos? Hari gini masih ada yang minta dipos? Umumnya sudah email, kecuali lamarannya dibawa teman dalam bentuk print. Kalaupun ada dalam bentuk cetak, sangat jarang. Bahkan skrg perusahaan yang bonafid sudah menyediakan dropping CV di website.
Tips#3 – surat lamaran dilampirkan atau dalam badan email? Saya menyarankan pada badan email tetap dibuat resume/ringkasan surat lamaran yang isinya versi ringkas dari surat lamaran yang dilampirkan. Justru badan email bisa dijadikan “iklan pembuka” tentang siapa diri kita.
Tips#4 – perhatikan etika dalam mengirim email. Jangan lupa mencantumkan tanggal, jabatan orang yang dituju (kalau tidak tau nama orangnya), subyek email (jangan sampai kosong! kalau kosong menunjukkan Anda tidak professional), salam pembuka (dengan hormat, assalaamualaikum wr wb, dsb), salam penutup (hormat saya, best regards, warm regards, dsb). Ingat ini: jangan menulis isi email pada subyek, jangan mengosongkan subyek email, jangan melampirkan file ukuran besar (maks 3-5MB), jangan mengirim email dalam bentuk reply/forward dari email orang lain.
Tips#5 – bolehkah surat lamaran ada huruf warna warni? Standarnya adalah hitam, namun selama tidak terlalu banyak dan dominan warna lain bisa ditampilkan. Maksimal jumlah warna yang ditoleransi adalah 3 jenis. Lebih dari itu terkesan norak. Jangan menulis isi berita dengan huruf berwarna. Lalu apa yang boleh berwarna? header/footer dan hal/perihal dalam surat. Pilih warna yang agak gelap seperti biru tua, hijau tua, ungu tua. Jangan warna yang terlalu soft, apalagi merah!
Tips#6 – bolehkah surat lamaran dikasih header/footer dan halaman? Boleh saja, tapi ada ketentuannya: font size kecil (9-10), relevan dengan isi surat lamaran misalnya halaman, nama Anda lengkap dengan gelar, motto.
Tips#7 – penulisannya rata kiri atau pakai indentasi (agak masuk tiap paragraf)?. Tidak ada ketentuan baku. American style biasanya rata kiri (tidak ada bagian menjorok ke dalam pada awal paragraf). Ingat: jangan menulis surat lamaran menggunakan style center !
Tips#8 – haruskah ada nama pejabat yang dituju? Kalau memang tidak diperoleh data nama pejabat HRD atau pimpinan yang dituju, sebaiknya hanya dicantumkan nama jabatan. Tapi ingat: survey dulu dengan tepat nama jabatannya, jangan sampai salah tulis. Beberapa pejabat sangat sensitif dengan kesalahan penulisan nama jabatan. Kalau namanya sudah diketahui, bisa dituliskan tetapi jangan sampai salah tulis nama. Bisa bahaya.
Tips#9 – pilih salam pembuka yang tepat. Salam pembuka yang standar dalam dunia perkantoran adalah “dengan hormat”. Saran saya selalu gunakan kata pembuka seperti ini. Salam lain misalnya “Assalaamualaikum wr wb” “selamat pagi” biasanya di Indonesia masih sedikit dipermasalahkan.
Tips#10 – perhatikan sistematika penulisan. Tulisan yang sistematik akan memudahkan pembaca dalam menangkap maksud surat. Saya biasanya menggunakan sistematika diawali dengan: salam pembuka, lalu perkenalan diri sendiri, tujuan surat, gambaran singkat kualifikasi Anda (yang relevan saja, disesuaikan dengan iklan loker), harapan-harapan jika diterima, ucapan terima kasih.
Tips#11 – jangan lupa tanda tangan. Anda tidak mengirim surat kaleng (surat yang tidak jelas identitasnya), tapi surat melamar pekerjaan. Di badan email sebaiknya cantumkan nama, atau aktifkan fasilitas digital sign dari penyedia email. Di sura lamaran yang dilampirkan waji ada tanda tangan.
Well itu saja tipsnya. Kalau mau tanya-tanya lebih lanjut bisa email ke [email protected] atau kirim komentar di bawah artikel ini. Selamat mencoba !