Konsumsi Alkohol di Indonesia: Studi Literatur

Jurnal Kesehatan AdeHeryana Vol.1 No.13 2021

Awal Maret 2021 pemerintah memutuskan membatalkan lampiran Peraturan Presiden tentang investasi pada industri alkohol pada empat provinsi. Artikel ini tidak akan membahas secara politis alasan penghapusan kebijakan tersebut. Penulis ingin menyoroti pada kondisi terkini penggunaan/konsumsi alkohol, apa penyebabnya dan bagaimana dampaknya terutama pada masalah kesehatan. Artikel disusun dengan melakukan review terhadap konsumsi alkohol di Indonesia yang diperoleh dari database Google Scholar berbahasa Indonesia. Hasil penelusuran diperoleh 17 artikel penelitian rentang tahun 2015-2020. Penyusunan disajikan dengan konsep sebab-akibat yaitu masalah (konsumsi alkohol), penyebab (faktor risiko), dan dampak (efek negatif) dari konsumsi alkohol.

MASALAH KONSUMSI ALKOHOL DI INDONESIA

Konsumsi alkohol bukan hanya dilakukan oleh kalangan orang dewasa, namun sudah terjadi pada remaja dan masuk dalam kategori yang memprihatinkan. Berikut beberapa studi yang berhasil penulis kumpulkan yang melibatkan kelompok usia remaja:

  • Studi di Kecamatan Sugio, Lamongan melibatkan remaja laki-laki usia 15-21 tahun yang mengkonsumsi alkoloh diperoleh 29 dari 46 (63%) masuk kategori konsumsi rendah dan 13% konsumsi berat (Amalia, 2015).
  • Studi di desa Keramas, Blahbatuh, Gianyar yang melibatkan 250 remaja putra menunjukkan sebanyak 63% mengkonsumsi alkohol dan 35% responden bersikap positif terhadap konsumsi alkohol (Wijaya, 2016).
  • Studi di kabupaten Pati melibatkan 140 remaja laki-laki yang pernah konsumsi alkohol menunjukkan 78 remaja (56%) mengalami adiksi/ketagihan, sebagian besar memiliki kepercayaan diri, 31% ingin coba-coba, 80% melakukan pelarian dari masalah, 61% memiliki pengetahuan yang baik, 25% faktor keluarga tidak baik, dan 33% faktor lingkungan tidak baik (Maula & Yuniastuti, 2017).
  • Terhadap 85 laki-laki di desa Tambun, Likupang Barat, Minahasa Utara, Kalengkongan dkk (2018) menemukan bahwa 26% responden pernah mengkonsumsi alkohol dalam 6 bulan terakhir dan sebagiannya menyatakan mengalami gangguan kognitif.
  • Studi di desa Grinsing, Batang melibatkan 150 remaja laki-laki diperoleh 84 orang (56%) masuk dalam kategori membahayakan dalam konsumsi alkohol, dan 30 orang (20%) tidak mengkonsumsi alkohol (Solina dkk, 2019).
  • Studi di kota Singkawang melibatkan 278 siswa sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) menunjukkan 106 siswa (38%) mengkonsumsi minumal beralkohol (Azmiardi, 2020).
  • Studi di kecamatan Boja, Semarang melibatkan 100 siswa SMA menujukkan 57% pernah konsumsi alkohol, 26% memiliki pengetahuan kurang baik tentang alkohol, 40% sikap kurang baik tentang alkohol, 53% menyatakan tersedia minuman alkohol, 56% mudah mengakses minumann beralkohol, 17% menyatakan ada aturan llegalitas minum alkohol, dan 69% menyatakan tidak ada peraturan larangan alkohol di sekolah (Lantyani, 2020).

Studi oleh Ruus dkk (2016) secara acak terhadap laki-laki di kecamatan Sinonsayang, Minahasa Selatan digambarkan bahwa 70 dari 90 orang (78%) mengkonsumsi alkohol. Seluruh responden mengkonsumsi alkohol jenis Cap Tikus, sebagian mengkonsumsi 1-4 kali seminggu serta sepertiganya meminum > 5 sloki, dan sebagian sudah mengkonsumsi di atas 10 tahun. Sementara studi oleh Cora dkk (2019) terhadap 31 mahasiswa yang mengkonsumsi alkohol menunjukkan pola perilaku sebagai berikut: 71% mengkonsumsi sebanyak >10 sloki, dan 55% sudah mengkonsumsi alkohol selama 6-10 tahun. Studi pada pasien rawat jalan usia 17-60 tahun di Puskesmas Kolongan Minahasa Barat menunjukkan 36 dari 90 (36%) responden mengkonsumsi alkohol, 69% mengkonsumsi jenis Cap Tikus, 89% mengkonsumsi alkohol 1-4 kali per minggu, 64% mengkonsumsi 10-30 gram alkohol per minggu, dan 58% sudah mengkonsumsi alkohol > 10 tahun (Grace dkk, 2019).

Kondisi konsumsi alkohol pada pekerja dijelaskan oleh Jayanti dkk (2017) pada sektor pariwisata. Sebanyak 33 pekerja pariwisata usia 17-50 tahun terlibat dalam studi dan diperoleh pola konsumsi alkohol sebagai berikut: 40% mengkonsumsi alkohol jenis Beer, 48% mengkonsumsi 0,29-6 ml per hari atau kategori ringan, 56% mengkonsumsi alkohol 3 kali seminggu atau lebih, dan 61% sudah mengkonsumsi alkohol lebih dari 4 tahun.

FAKTOR RISIKO KONSUMSI ALKOHOL

Konsumsi alkohol berkaitan dengan faktor-faktor yang muncul dari dalam diri individu dan faktor lingkungan. Faktor individu meliputi pengetahuan, sikap, coba-coba dan coping masalah. Sedangkan faktor lingkungan meliputi peran orang tua, pengaruh teman sebaya, kondisi lingkungan, ketersediaan minuman alkohol, kemudahan akses minumal alkohol, ada larangan minum alkohol.

Faktor inernal yang berhubungan dengan konsumsi alkohol antara lain pengetahuan dan sikap. Studi Wijaya (2016) menunjukkan remaja putra yang memiliki pengetahuan kurang tentang alkohol berisiko 7 kali mengkonsumsi alkohol. Sementara sikap positif terhadap alkohol berisiko 14 kali mengkonsumsi alkohol. Sementara menurut Lantyani dkk (2020), terdapat korelasi antara konsumsi alkohol dengan sikap. Faktor coba-coba dan coping terhadap masalah yang dialami berhubungan dengan adiksi remaja terhadap minuman alkohol (Maula & Yuniastuti, 2017).

Salah satu faktor lingkungan yang berhubungan adalah peran orang tua. Studi terhadap remaja laki-laki peminum alkohol usia 15-21 tahun di kecamatan Sugio, Lamongan menunjukkan konsumsi alkohol diperberat oleh peran orang tua. Semakin kurang peran orang tua, konsumsi alkohol juga semakin tinggi (Amalia, 2015). Pola asuh orang tua yang kurang berisiko 8 kali untuk mengkonsumsi alkohol (Wijaya, 2016). Faktor keluarga berhubungan dengan adiksi remaja terhadap konsumsi alkohol (Maula & Yuniastuti, 2017).

Disamping pola asuh orangtua, faktor lingkungan yang turut berperan adalah teman sebaya dan kondisi lingkungan. Teman sebaya negatif memberi peluang 10 kali mengkonsumsi alkohol, sedangkan kondisi lingkungan negatif berpeluang 16 kali dibanding positif (Wijaya, 2016). Penelitian Lantyani dkk (2020) menunjukkan ada hubungan antara konsumsi alkohol dengan ketersediaan minuman, akses terhadap minuman, larangan minum alkohol di sekolah, dan teman sebaya. Adiksi remaja terhadap minuman alkohol berhubungan dengan faktor lingkungan sosial (Maula, 2017).

Studi kualitatif terhadap 10 remaja oleh Sandi dkk (2020) terungkap tujuh tema besar motivasi sosial terkait konsumsi alkohol yakni pergaulan, ajakan teman, solidaritas, mendapat banyak teman, diakui, terlihat keren dan kebiasaan. Lingkungan sosial berperan dalam pemilihan tindakan yang dilakukan remaja yaitu konsumsi alkohol. Motivasi sosial yang kuat dijadikan sebagai alasan remaja mengkonsil alkohol. Artinya dalam hal ini remaja memutuskan untuk mengkonsumsi alkohol dalam keadaan dan kondisi tertentu didasarkan pada interaksi antara lingkungan sosial dengan proses sosial.

DAMPAK KONSUMSI ALKOHOL

Orang yang mengkonsumsi alkohol pada dasarnya dikelompokkan menjadi tiga yaitu 1) Kelompok konsumsi alkohol berlebih yang akut dan mengalami “keracunan” atau toksikasi; 2) Kelompok yang memiliki toleransi terhadap alkohol atau kronis; dan 3) Kelompok yang mengalami ketergantungan (adiksi) terhadap alkohol. Konsumsi alkohol berlebih pada ketiga kelompok ini memberikan dampak gangguan kesehatan secara fisik dan psikis (Tritama, 2015).

Dampak secara fisik meliputi gangguan kesehatan terhadap sistem tubuh, antara lain sistem syaraf pusat (otak), sistem kardiovaskuler (jantung, pembuluh darah), sistem pencernaan (lambung, usus, liver), dan sistem reproduksi wanita (rahim) (Tritama, 2015).

Gangguan terhadap sistem kardiovaskuler dibuktikan oleh studi terhadap kelompok kasus-kontrol lansia di kota Tomohon menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi alkohol dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi (Malonda dkk, 2012). Studi lainnya di kecamatan Kombi, Minahasa, menunjukkan korelasi yang kuat antara kebiasaan konsumsi alkohol dengan hipertensi pada kelompok usia 30-60 tahun laki-laki dan perempuan (Memah dkk, 2019), dan pada pasien rawat jalan Puskesmas Kolongan Minahasa Utara menunjukkan ada hubungan antara kejadian hipertensi dengan konsumsi alkohol. Dampak hipertensi juga ditunjukkan Jayanti dkk (2017) pada pekerja pariwisata usia 17-50 tahun yang didominasi laki-laki. Kejadian hipertensi pada pekerja pariwisata memiliki korelasi yang kurang kuat dengan jenis minuman alkohol, serta berkoleasi cukup kuat dengan pola konsumsi alkohol.

Conreng dkk (2014) melakukan studi yang melibatkan 30 pria dewasa muda usia 21-40 tahun yang lebih dari 1 tahun konsumsi alkohol di kelurahan Tateli (sebanyak 22) dan Tateli Atas (sebanyak 8 orang). Pada kelurahan Tateli 8 dari 14 responden (57%), dan di kelurahan Tateli Atas sebanyak 2 dari 6 (33,3%) mengalami peningkatan kadar Gamma-glutamyl Transferase (GGT). Namun demikian korelasi antara konsumsi alkohol kronis dengan kenaikan GGT sangat lemah. Sementara studi Cora dkk (2019) menunjukkan ada hubungan antara jumlah konsumsi alkohol dengan kenaikan kadar trigliserida.

Gangguan terhadap sistem reproduksi wanita terutama pada ibu hamil dijelaskan dalam studi literatur oleh Fitriana (2019). Dalam studinya dikatakan ” … Alkohol dan rokok pada masa kehamilan dapat mengganggu ibu dan janin. Alkohol dapat melintasi penghalang plasenta dan menyebabkan efek negative terhadap ibu dan janin … Efek alkohol dan rokok pada ibu hamil antara lain adalah aborsi spontan, celah orofasial, atresia anal, kelahiran preterm, berat badan bayi lahir rendah, hambatan dalam petumbuhan, abrupsio plasenta, stillbirth, dan sudden infant death syndrome (SIDS)”.

Sedangkan secara psikis, konsumsi alkohol berlebih menyebabkan perubahan dan penyimpangan perilaku serta pola pikir. Kondisi ini kemudian menimbulkan perilaku kekerasan dan kriminalitas yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain (Tritama, 2015). Studi meta-analisis oleh Rahardjo (2008) menyimpulkan terdapat korelasi antara penggunaan alkohol dengan perilaku seks berisiko. Perilaku alkohol merupakan sebagian kecil dari prediktor yang ada dalam perilaku seks berisiko. Di Singkawang Pontianak, studi terhadap siswa sebuah sekolah SMA menunjukkan remaja yang minum alkohol berisiko 87 kali menggunakan narkotika. Gangguan pola pikir ditunjukkan pula oleh studi Kalengkongan dkk (2018) yang menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi alkohol dalam 6 bulan terakhir dengan gangguan fungsi kognitif.

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa konsumsi alkohol masyarakat Indonesia memiliki rentang usia panjang sejak remaja hingg lansia dengan prevalensi antara 26-78%. Konsumsi alkohol berkaitan dengan faktor-faktor yang muncul dari dalam diri individu dan faktor lingkungan. Faktor individu meliputi pengetahuan, sikap, coba-coba dan coping masalah. Sedangkan faktor lingkungan meliputi peran orang tua, pengaruh teman sebaya, kondisi lingkungan, ketersediaan minuman alkohol, kemudahan akses minumal alkohol, ada larangan minum alkohol. Dampak konsumsi alkohol meliputi gangguan kesehatan secara fisik menyerang sistem kardiovaskuler, syaraf pusat, pencernaan dan reproduksi wanita. Konsumsi alkohol juga berkaitan dengan kenaikan kadar GGT dan Trigliserida. Sedangkan secara psikis, konsumsi alkohol berlebih menyebabkan perubahan dan penyimpangan perilaku serta pola pikir.

REFERENSI

Amalia, A. (2015). Peran Orang Tua terhadap Konsumsi Alkohol pada Remaja Putra di Desa Sidorejo Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol.11 No.2, 126-134.

Azmiardi, A. (2020). Pengaruh Perilaku Merokok, Konsumsi Alkohol dan Hiburan Malam terhadap Risiko Penggunaan Narkotika. Faletehan Health Journal Vol.7 No.1, 30-36

Conreng, D., B.J. Waleleng, & S. Palar (2014). Hubungan Konsumsi Alkohol dengan Gangguan Fungsi Hati pada Subjek Pria Dewasa Muda di Kelurahan Tateli dan Tateli Atas Manado. Jurnal E-Clinic Unsrat Vol.2 No.2, 1-5

Cora, D.I., J.N. Engka, & D. Pangemanan (2019). Hubungan Konsumsi Alkohol dengan Kadar Trigliserida pada Mahasiswa. Jurnal Medik dan Rehabilitasi Unsrat Vol.1 No.3, 1-4

Fitriana, K.R. (2019). Efek Konsumsi Alkohol dan Merokok pada Wanita Hamil. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, Vol.10 No.2, 233-237.

Jayanti, I.G.A.N, N.K. Wiradnyani, & I.G. Ariyasa (2017). Hubungan Pola Konsumsi Minuman Beralkohol terhadap Kejadian Hipertensi pada Tenaga Kerja Pariwisata di Kelurahan Legian. Jurnal Gizi Indonesia Vol.6 No.1, 65-70.

Kalengkongan, C., B.T. Ratag, & A.F.C. Kalesaran (2018). Hubungan antara Konsumsi Alkohol dengan Gangguan Fungsi Kognitif pada Masyarakat Desa Tambun Kec. Likupang Barat. Jurnal Kesmas Unsrat Vol.7 No.3, 1-9

Lantyani, R.C., B.T. Husodo, & N. Handayani (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Remaja terhadap Konsumsi Alkohol pada Siswa SMA Negeri di Wilayah Kecamatan Boja. Jurnal Kesehatan Masyarakat UNDIP Vol.8 No.1, 1-8

Malonda, N.S.H., L.K. Dinarti, R. Pangastuti (2012). Pola Makan dan Konsumsi Alkohol sebagai Faktor Risiko Hipertensi pada Lansia. Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol.8 No.4, 202-212

Maula, L.K., & A. Yuniastuti (2017). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan dan Adiksi Alkohol pada Remaja di Kabupaten Pati. Public Health Perspective Journal Vol.2 No.2, 168-174

Memah, M., G.D. Kandou, J.E. Nelwan (2019). Hubungan antara Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kombi Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa. Jurnal Kesmas Unsrat Vol.8 No.1, 68-74

Rahardjo, W. (2008). Konsumsi Alkohol, Obat-obatan Terlarang dan Perilaku Seks Berisiko: Suatu Studi Meta-Analisis. Jurnal Psikologi Vol.35 No.1, 80-100.

Ruus, M., B.J. Kepel, & J.M.L. Umboh (2016). Hubungan antara Konsumsi Alkohol dan Kopi dengan Kejadian Hipertensi pada Laki-laki di Desa Ongkaw Dua Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Kesmas Unsrat Vol.5 No.1, 65-72

Sandi, Y.D., L.N. Hidayati, & E. Andarini (2020). Motivasi Sosial Konsumsi Alkohol Pada Remaja. Jurnal Penelitian Keperawatan Vol.6 No.2, 81-85

Solina, S., T. Arisdiani, & Y.P. Widyastuti (2018). Hubungan Peran Orang Tua dengan Perilaku Konsumsi Minuman Alkohol pada Remaja Laki-laki. Jurnal Keperawatan Vol.6 No.1, 36-45.

Tritama, T.K (2015). Konsumsi Alkohol dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan. Jurnal Majority Vol.4 No.8, 7-10. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1465

Wijaya, I.P.A. (2016). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Konsumsi Alkohol Pada Remaja Putra Di Desa Keramas Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar. Jurnal Dunia Kesehatan Vol.5 No.2, 15-23