Kapan saya diterima kerja?: Sebuah tutorial #2 Bikin Curriculum Vitae yang Sistematik

Jurnal Karir AdeHeryana Vol.1 No.2 2021

Pada postingan terdahulu saya sudah sampaikan tips membuat surat lamaran. Setiap mengirim surat lamaran, pasti ada lampiran dokumen-dokumen. Nah, dokumen yang paling sering diminta adalah curriculum vitae atau CV. Kalo jaman saya dulu menyebutnya dengan Daftar Riwayat Hidup.

Sebenernya apa sih CV itu? Misalkan ada seorang pemasar atau agen real estate datang menghampiri kita. Yang ia bawa bukan cuma daftar harga rumah, tetapi juga brosur yang isinya menjelaskan secara detail spesifikasi rumah yang dijualnya. Jadi, kira-kira CV itu mirip dengan brosur yang dibawa agen. Dengan demikian, CV berisi data-data (tentunya sisi positif atau keunggulan) pelamar yang sifatnya ringkasan atau secara garis besar saja. Makanya CV sering disebut dengan resume.

Bagaimana teknik menyusun CV? Pada dasarnya ada beberapa tipikal CV yang banyak kita lihat saat ini.
Pertama, ada yang menyusun berdasarkan subyeknya seperti: identitas, pendidikan, pekerjaan, keterangan lain-lain.
– Identitas berisi data-data yang melekat dan sifatnya relatif tidak berubah sepanjang waktu, misalnya: nama lengkap, nama panggilan, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, agama, nomor KTP, status pernikahan, nomor BPJS Kesehatan, nomor BPJS Tenaga Kerja. Beberapa data dalam identitas diri bisa dijadikan Header/Footer dari CV, misalnya: alamat rumah dan email.
– Data pendidikan berisi pengalaman2 yang diperoleh pelamar selama menempuh pendidikan. Pengalaman tersebut meliputi: kelulusan (selesai/tidak), kegiatan selama pendidikan, dan prestasi selama pendidikan.
– Data pekerjaan berisi pengalaman2 yang diperoleh selama bekerja di instansi sebelumnya. Pengalaman tersebut antara lain: posisi/jabatan, kegiatan selama pekerjaan, prestasi/hasil karya selama bekerja.
– Data lain-lain meliputi: kegiatan dan prestasi/hasil karya yang tidak berhubungan dengan pendidikan dan pekerjaan, misalnya kegiatan karang taruna, kemasyarakatan, kewirausahaan

Kedua, ada yang penyusunannya memperhatikan waktu atau kronologis. Jadi ada CV yang urutannya dari tahun saat ini ke belakang, atau kebalikannya. Umumnya yang dianjurkan adalah CV dengan kronologis dari tahun terkini.

Ketiga, ada yang penyusunannya memperhatikan instansi/organisasi dimana pelamar tersebut melakukan kegiatan. Misalnya kalau pendidikan dibagi menjadi perguruan tinggi, SMA, SMP, SD. Urutan sebaiknya berdasarkan yang terakhir.

Sistematika penyusunan CV yang baik dan enak dibaca sebaiknya mengkombinasikan antara ketiga hal di atas, yaitu subyek, kronologi dan tempat. Mengenai faktor seni (artistik) tidak menjadi soal namun memang tetap diperhatikan dengan mempertimbangkan perusahaan yang akan dituju. Di internet dan aplikasi pengolah kata (word processor seperti MS-Word) banyak sekali template dari CV/resume. Misalnya: cv-tempalte.com yang menyediakan jenis-jenis template terkini.

Anda juga bisa membuat sendiri CV dengan memperhatikan dan mengutamakan sistematika untuk memudahkan perusahaan dalam mencerna isi dari CV kita. Berapa lembar idealnya sebuah CV? maksimal 3 lembar menurut saya sudah cukup banyak. Karena itu, bagi Anda yang memiliki segudang pengalaman sebaiknya melakukan penyesuaian (short) terhadap pekerjaan yang akan dilamar. Artinya informasi yang ada dalam CV relevan dengan jenis pekerjaan yang akan dituju.

Berikut adalah contoh susunan CV secara sistematika:

  1. IDENTITAS DIRI
    1. Nama lengkap:
    2. Nama panggilan:
    3. Tanggal lahir:
    4. Jenis kelamin:
    5. Status pernikahan:
    6. Alamat rumah:
    7. Alamat email:
    8. Nomor telepon/HP:
    9. Nomor KTP:
    10. Nomor BPJS Kesehatan:
    11. Nomor BPJS Tenaga Kerja:
  2. PENGALAMAN PENDIDIKAN
    1. Pendidikan formal
      1. 2015-2019: Universitas DEF, program S1 Kesehatan Masyarakat (lulus)
      2. 2014-2015: Universitas ABC, program S1 Kedokteran (tidak selesai)
      3. 2011-2014: Sekolah Menengah Kejuruan XYZ, jurusan Farmasi (lulus)
    2. Kegiatan berkaitan pendidikan
      1. 2019: Pelatihan Ahli K3 Muda Univerisitas DEF dan Lembaga X (Sertifikat)
      2. 2018: Seminar Nasional Kesehatan Kerja Universitas DEF (Setifikat)
      3. 2016: Malam Amal Yatim Piatu di Desa M, sebagai Ketua Panitia (non-serifikat)
      4. 2016: Himpunan Mahasiswa Jurusan, Ketua Umum (Sertifikat)
    3. Prestasi/hasil karya selama pendidikan:
      1. 2018: TOEFL Score 500 pada mata kuliah TOEFL (Non-sertifikat)
      2. 2016: Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa, Peserta Terbaik (Sertifikat)
      3. 2015: Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada kegiatan 17 Agustus di kota N
  3. PENGALAMAN PEKERJAAN
    1. Riwayat Pekerjaan
      1. 2019 – sekarang: PT MNO, sebagai Supervisor Pelayanan
        1. Tugas dan tanggung jawab: ….
        2. Atasan langsung: Manajer Pelayanan
      2. 2018: Enumerator dalam penelitian ABCDEF (Maret-April)
        1. Tugas dan tanggung jawab: ….
        2. Atasan langsung: Kepala Proyek Penelitian
      3. 2016-2017: Agen asuransi kesehatan PT DEF (freelance)
        1. Tugas dan tanggung jawab:
        2. Atasan langsung: …
    2. Kegiatan berkaitan dengan pekerjaan
      1. 2019: Sosialisasi tentang Hidup Sehat kepada Pasien, sebagai Ketua Tim
      2. 2019: Management Trainee PT MNO (Juli-Agustus)
      3. 2018; Pelatihan enumerator penelitian
      4. 2016: Pelatihan Agen Asuransi Kesehatan
    3. Prestasi/hasil karya selama bekerja
      1. 2019: Menyusun prosedur Sosialisasi Kesehatan kepada pasien, sebagai anggota tim penyusun
      2. 2018; Menyusun laporan hasil penelitian tentang … , sebagai anggota tim peneliti
      3. 2017: Memperoleh target penjualan asuransi kesehatan sebesar …. nasabah pada tahun 2016-2017
  4. Lain-lain
    1. Kegiatan kemasyarakatan
      1. 2016- sekarang: Kelompok Remaja Peduli Kesehatan di Kota …, sebagai Ketua
      2. 2018: Pembentukan RW PHBS, sebagai anggota tim
    2. Kewirausahaan
      1. 2019-sekarang: On line Shop produk kecantikan

Dengan susunan dan sistematika CV di atas, pembaca dapat dengan mudah menelusuri riwayat Anda sejak lahir hingga saat ini karena disusun secara kronologis. Disamping itu susunannya juga dibagi dalam empat kelompok saja, yaitu identitas, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain. Setiap kelompok terdiri dari riwayat, kegiatan dan prestasi yang dihasilkan. Namun demikian, susunan ini hanya pedoman saja, Anda bisa menyesuaikannya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi.

Bagaimana dengan sisi artistik/keindahan? Tentunya faktor lain yang membuat orang tertarik dengan CV kita adalah artisitik/seni. Mengenai sisi artistik, memang dibutuhkan namun tetap memperhatikan sisi elegan dari CV. Karena yang dituju adalah institusi yang bersifat formal, maka CV jangan terlalu menonjolkan seni. Anda bisa memilih bentuk CV cara gratis di berbagai situs di internet.

Semoga bermanfaat dan selamat bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.

Uji Tanda Binomial untuk Satu Sampel

Materi Ajar AdeHeryana Vol.1 No.1 2021

Uji Binomial Sign Single-sample atau uji “Tanda Binomial Satu Sampel” adalah salah satu uji statistik non-parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada populasi yang terdiri dari dua kategori data, yaitu menguji apakah proporsi sampel pada satu dari dua kategori sama dengan nilai yang ditentukan.

Silakan unduh artikel di link:Ade-Heryana_Binomial-Sgn-Test-for-a-Single-SampleDownload

https://www.academia.edu/43121910/BINOMIAL_SIGN_TEST_FOR_A_SINGLE_SAMPLE_Uji_Tanda_Binomial_untuk_Satu_Sampel

Naik Motor Aman Covid-19

Jurnal Kesehatan AdeHeryana Vol.1 No.5 2021

Anda tiap hari harus naik motor? Sudah seminggu ini saya harus bolak balik ke kantor karena tugas baru dan termasuk kategori perusahaan yang tidak wajib Work From Home (WFH). Sebelumnya sejak Maret-September menjalani WFH. Ada rasa ketakutan awalnya, tapi akhirnya pasrah karena tugas sekarang untuk kepentingan penanggulangan Covid-19 juga. Hitung-hitung jihad mungkin ya, wallahua’alaam.

Tapi pasrah tidak cukup katanya. Manusia diberi otak dan pikiran oleh Tuhan untuk berusaha survive atau bertahan hidup. Seminggu ini saya coba pikirkan protokol kesehatan yang aman atau terhindar dari penularan Covid-19 khusus bagi pengendara motor yang bepergian ke zona merah. Saya coba rumuskan dalam blog ini semoga bermanfaat.

Apa yang harus dimiliki atau disiapkan?

Sebelum pandemi covid-19, para biker yang peduli safety umumnya sudah dilengkapi asesoris yang aman (minimal: helm, sarung tangan, sepatu, jaket). Nah saran saya selama pandemi ini biasain pakai empat asesoris itu. Terus apa lagi tambahannya?
– Helm sebaiknya dilengkapi dengan cover/sarung helm dan selalu dibersihkan dengan alkohol
– Sarung tangan sebaiknya terbuat dari kulit supaya mudah dibersihkan dengan alkohol setelah bepergian. Ada juga biker yang tidak biasa pakai sarung tangan, dan sebaiknya segera mencuci tangan dengan sabun setelah naik motor.
– Sepatu sebaiknya yang tertutup hingga mata kaki. Perhatikan juga kebersihan kaus kaki.
– Jaket sebaiknya yang tertutup hingga leher dan ujung pergelangan tangan. Hindari hanya menggunakan rompi.
– Masker (sudah pasti dan wajib). Tapi inget maskernya jangan yang tipis atau buff atau scuba. Cari yang dobel kainnya. Kalau mau lebih aman pakai masker bedah.
– Sabun cair. Protokol utama mencegah covid-19 selain pakai masker adalah cuci tangan pakai sabun. Jadi gak ada salahnya sedia sabun cair, biarpun di kantor sudah ada.
– Hand sanitizier. Sebenarnya pemakaian hand sanitizer nggak wajib kalau kita sudah cuci tangan. HS dipakai dalam kondisi tidak ada sabun. Tidak perlu dobel2 pakai sabun + HS, karena mubazir.
– Air mineral 1 botol. Kalau saya sukanya beli di warung 1 botol air mineral, selain praktis tinggal buang, juga ngasih rejeki ke warung tetangga & pemulung. Kalau mau pakai tumbler juga boleh aja. Tapi hati2 pemakaian botol air mineral bekas. Kegunaan air mineral juga untuk cuci tangan kalau lokasi yang dituju tidak ada keran air. Tapi saat pandemi ini, pengamatan saya gampang cari fasilitas cuci tangan.
– Tas atau wadah lain. Mau gak mau selama pandemi ini, kemana2 harus bawa tas. Yang gak biasa mungkin agak aneh. Tapi kondisi seperti saat ini harus bawa. Termasuk pembungkus handphone terutama bagi bikers yang setiap saat harus memantau HP, seperti abang ojek online, kurir, dll.

Apa yang harus dilakukan sebelum berangkat?

– Pastikan semua asesoris di atas minimal ada dalam tas. Asesoris lainnya menyesuaikan saja sesuai kebutuhan, seperti obat2an, tisue/sapu tangan bersih, kantong plastik dll.
– Pastikan kebersihan helm, botol minum, masker (kalau masker bedah tiap 4 jam ganti, masker kain harus dalam keadaan bersih), sarung tangan (dianjurkan dari bahan kulit supaya mudah dibersihkan), kaus kaki dll

Selama perjalanan, harus bagaimana?

– Pastikan kaca helm selalu tertutup rapat dan masker selalu terpasang dengan baik.
– Setiap 30 menit atau 1 jam berhenti untuk sedikit menghirup udara di tempat yang jauh dari kerumunan orang. Tujuannya memastikan oksigen cukup terhirup oleh kita
– Jangan meludah sembarangan. Jika dirasa ingin membuang ludah, upayakan berhenti dan cari lokasi aman utk buang ludah seperti tempat sampah.
– Tetap jaga kecepatan pada posisi yang aman. Kecelakaan lalu lintas berpotensi menularkan Covid-19, kenapa? Jika terjadi kecelakaan umumnya mengundang kerumunan sehingga jarak antar orang akan dekat. Apalagi jika ada yang tidak pakai masker. Lalu bagi pengendara yang luka2 terpaksa dibawa ke IGD rumah sakit yang potensi penularannya lebih tinggi. Jadi santai aja bro sis. Kan selama PSBB jalanan agak sepi koq.
– Pas lampu merah kalau bisa sedikit jaga jarak dengan bikers lain dalam posisi bersebelahan (bukan depan atau belakang).
– Sebaiknya melepas perhiasan/jam tangan yang berpotensi ditempeli virus Covid-19 selama dalam perjalanan. Kalau lupa, segera bersihkan ketika sudah sampai di rumah/kantor.

Ketika sampai kantor/tujuan, gimana sebaiknya?

– Sebaiknya jangan membawa benda2 yang kotor ke dalam ruangan kantor, seperti helm, jaket, sarung tangan. Ketiganya bisa memanfaatkan penitipan. Bagaimana kalau tidak ada penitipan? Helm sebaiknya ditutup dengan cover atau sarung helm, atau dibersihkan dulu dengan alkohol/hand sanitizer. Jaket dan sarung tangan juga sebaiknya dimasukkan dalam tas atau wadah plastik. Ketika barang-barang ini dibawa ke dalam ruangan dalam kondisi terbuka, maka kemungkinan terjadi kontaminasi Covid akan lebih besar, apalagi jika dibawa ke ruangan tertutup dan ber AC.
– Segera lakukan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Jika tidak ada air, maka gunakan Hand Sanitizer. Jika memungkinkan cuci muka (tetapi dalam kondisi tangan bersih).
– Tetap gunakan masker ketika masuk gedung dan selama di dalam gedung. Sesekali membuka masker utk asupan oksigen, namun langsung dipakai lagi.
– Selama bekerja di dalam kantor tiap 1 jam sempatkan ke luar gedung untuk menghirup udara, minum air putih, berjemur tiap jam 9-10 pagi selama maksimal 5 menit
– Ketika makan/minum, jangan menggantung masker didagu. Sebaiknya masker dilepas dan dimasukkan wadah yang bersih. Setelah makan segera pakai kembali.

Apa yang dilakukan ketika sampai rumah?

– Sebaiknya jaket, helm, sarung tangan dan sepatu tidak dibawa ke dalam rumah. Kecuali di dalam rumah terdapat wadah khusus untuk menyimpannya.
– Masker bedah langsung dibuang ke tempat sampah. Masker kain segera dicuci dengan deterjen.
– Motor sebisa mungkin di luar rumah. Namun jika harus dimasukkan ke dalam rumah harus dalam keadaan bersih, minimal tidak ada debu perjalanan yang menempel. Lebih aman lagi jika ditutupi dengan cover motor untuk mengurangi penularan Covid-19 kepada keluarga di rumah.
– Di depan rumah sebaiknya disediakan fasilitas cuci tangan + sabun (keran air, westafel, atau dispenser air), supaya ketika masuk rumah dalam keadaan bersih.
– Segera masuk ke kamar mandi untuk mengganti baju dan langsung membersihkan badan atau mandi sebelum bertemu dengan keluarga, terutama anggota keluarga yang rentan seperti ibu hamil, lansia, bayi/balita, atau ada keluarga yang memiliki penyakit kronis.

Itu saja sekilas protokol kesehatan yang bisa saya bagi, semoga berguna bagi kita semua. Pandemi covid-19 tidak bisa berhenti mengandalkan tenaga kesehatan dan pemerintah saja, tapi intinya adalah kepada kita sendiri. Apakah kita sudah patuh menjalankan protokol 3M : mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker?

Menunggu Interview: Ngapain Aja?

Jurnal Karir AdeHeryana Vol.1 No.1

Berbagai artikel tentang kiat memperoleh pekerjaan umumnya menyoroti masalah pelaksanaan interview. Padahal ada titik krusial penting sebelum interview kerja, yaitu menunggu wawancara. Ternyata fase ini turut berperan dalam kesuksesan wawancara kerja.

Ketika pelamar sudah mengirim surat lamaran, atau CV ke perusahaan maka sebenarnya saat itulah Anda telah menyerahkan secuil gerak gerik hidup ke perusahaan. Koq bisa? Untuk tahu jawabannya perhatikan apa yang sebaiknya dilakukan setelah Anda mengirim CV ke perusahaan.

  1. Pastikan bahwa Anda tidak salah alamat email atau alamat surat. Untuk memastikan salah email, biasanya ada noitifikasi dari host email yang kita miliki. Periksa spam email, karena kadang-kadang notifikasi masuk ke spam.
  2. Mulailah memeriksa social media atau blog Anda. Kenapa? Banyak perusahaan yang sudah menerapkan penelusuran social media calon pelamar sebagai bagian seleksi. Kalau ada posting yang kira2 mengkhawatirkan sebaiknya dihapus. Kecuali jika Anda tidak peduli, silakan saja biarkan social media apa adanya.
  3. Sudah seminggu tidak ada tanda2 panggilan, bolehkan menanyakan kepastian ke perusahaan? Jika Anda kenal atau mengetahui alamat email perusahaan atau mengetahui nomer telepon perusahaan, tidak ada salahnya mengkonfirmasi posisi surat lamaran Anda. Menanyakan dengan bahasa yang sopan tentunya. Penulis pernah selama menunggu lamaran kerja menelepon perusahaan, dan umumnya tanggapannya baik jika ditanyakan secara sopan. Penulis saat menjadi pimpinan cabang pun sering ditanya oleh pelamar melalui email. Ini menunjukkan keseriusan pelamar dan bisa jadi nilai tambah.
  4. Tiba-tiba ada pesan WA atau email masuk dan Anda dinyatakan tidak lulus seleksi, apa yang harus dilakukan. Sebaiknya email/pesan tersebut dibalas dengan kalimat yang positif. Jawaban dengan pernyataan positif memberi kesan yang baik bagi pelamar, dan bisa jadi salah satu pertimbangan selanjutnya. Dalam perjalanan bisa saja, calon pelamar yang diterima ada yang mundur, dan pilihan selanjutnya kepada Anda. Jika Anda memberikan kesan negatif ketika dinyatakan tidak diterima, bisa mempengaruhi pertimbangan perusahaan. Gunakan kalimat berikut sebagai contoh menjawab pesan/email penolakan lamaran kerja: “Terima kasih atas informasi yang diberikan dan kesempatan yang diberikan kepada Saya dalam proses seleksi di perusahaan Bapak/Ibu. Semoga pada seleksi berikutnya Saya mendapat kesempatan untuk berpartisipasi. Salam hormat”.
  5. Bagaimana jika ada pesan/email yang menyatakan kalau Anda mendapat panggilan wawancara? Selama jeda waktu menerima pesan hingga menjalankan wawancara gunakan kesempatan ini untuk mempelajari tentang perusahaan secara mendalam. Apa saja yang dipelajari? terutama pelajari produk/jasa yang dihasilkan. Kalau posisi untuk bagian dalam (back office), pelajari spesifikasi produk/jasa perusahaan secara detail. Kalau posisi pemasaran atau pelayanan konsumen, pelajari juga tentang pesaing perusahaan. Hal-hal lainnya dari perusahaan juga bisa dipelajari sesuai dengan posisi yang akan Anda lamar.

Semoga bermanfaat.

Hambatan Pencegahan HIV

Jurnal Kesehatan AdeHeryana Vol.1 No.4 2021

Dalam laman Human Immunodeficiency Virus (HIV) Country Intelligence yang diakses pada 25 Oktober 2020 menunjukkan rapot pencapaian penanganan HIV di Indonesia pada tahun 2018 masih jauh dari target yang ditetapkan. Target tersebut adalah 90% Orang Dengan HIV (ODHA) mengetahui status mereka, 90% ODHA mendapat terapi Antiretroviral (ARV), dan 90% ODHA mendapat penekan titer virus. Indonesia berturut-turut hanya mencapai 51% dan 17% dari target tersebut, bahkan tidak ada ODHA yang mendapat pengobatan untuk menekan jumlah virus. Disamping itu hanya 15% wanita hamil dengan HIV positif yang mendapat terapi ARV, 17% pada orang dewasa, dan 22% pada anak.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pengendalian HIV di Indonesia berjalan dengan baik. Menurut Condon & Sinha (2008) terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mencegah HIV. Strategi tersebut antara lain:
1. Mencegah penularan melaui penularan seksual. Strategi terdiri dari upaya-upaya: a) program perubahan perilaku antara lain penggunaan kondom, tidak melakukan seks bebas; b) mempromosikan penggunaan kondom; c) pemeriksaan HIV; d) diagnosis dan pengobatan penyakit infeksi seksual menular; e) sunat pada orang dewasa.
2) Mencegah penularan melalui darah. Strategi pencegahan melalui darah terdiri dari dari upaya-upaya: a) penggunaan jarum suntik steril pada pecandu narkotika; b) terapi metadon; c) program donor darah yang aman seperti skrining darah pendonor; d) pengendalian infeksi di pelayanan kesehatan, seperti penggunaan obat injeksi yang aman.
3) Mencegah penularan dari ibu ke janin. Strategi ini terdiri dari: a) pencegahan HIV pada wanita hamil; b) Terapi ARV sebelum melahirkan; c) mencegah kehamilan yang tidak diharapkan pada wanita positif HIV; d) alternatif pengganti Air Susu Ibu; e) bedah Cesar pada wanita dengan konsentrasi virus HIV tinggi.
4) Pendekatan sosial untuk mengurangi kerentanan terhadap HIV/AIDS. Strategi ini meliputi: a) kesetaraan gender, yaitu dengan memberi akses yang sama terhadap perempuan terhadap layanan kesehatan; b) mencegah diskriminasi terhadap kelompok rentan; c) menurunkan kemiskinan; d) mengapus stigma negatif; dan e) mencegah konflik dan kedarutanan humanis.

Strategi yang sudah dijelaskan pada paragraf di atas belum tentu berjalan dengan baik. Banyak hambatan-hambatan yang ditemukan. Menurut Condon & Sinha (2008) hambatan tersebut adalah:
1. Pembiayaan yang tidak cukup
2. Kegagalan dalam penggunaan dana, yang dapat disebabkan oleh kurangnya informasi tentang epidemi HIV, atau hambatan non ilmiah dalam penggunaan dana.
3. Kemampuan yang terbatas dalam penggunaan dana yang besar untuk pencegahan HIV
4. Kegagalan dalam mengintergrasikan pencegahan HIV baik di sekolah, tempat kerja atau dengan program pencegahan penyakit menular lainnya seperti tuberkulosis dan kesehatan reproduksi.
5. Terdapat stigma terhadap orang dengan HIV dan kelompok berisiko HIV

Referensi:
Condon, B.J. & T. Sinha (2008). Global Lessons from the AIDS Pandemic: Economic, Financial, Legal and Political Implications. Berlin: Springer-Verlag

Covid-19 dan Teori Konspirasi: Analisis Ringkas Konten Video Aliansi Dokter Dunia

Jurnal Kesehatan AdeHeryana Vol.1 No.3 2021

Konten pada video yang dibuat dan disebarkan oleh kelompok Aliansi Doktor Dunia dengan durasi 9 menit 8 detik menyajikan informasi bahwa Covid-19 tidak berbahaya. Dalam riset akademis khususnya riset komunikasi, video tersebut masuk dalam payung atau bidang kajian “misinformation”. Kajian Covid-19 misinformation terdiri dari tiga bentuk yaitu keyakinan yang bersifat umum, keyakinan terhadap teori konspirasi, dan keyakinan dari agama [1].

Konten informasi dalam video oleh Aliansi Doktor Dunia dapat diidentifikasikan sebagai misinformasi yang muncul sebagai keyakinan terhadap teori konspirasi. Sudut pandang agama menyatakan teori konspirasi harus dihindari. Dalam pandangan Islam, teori konspirasi sepatutnya tidak digunakan sebagai sumber utama dalam membaca fenomena karena nalar saintifitiknya tidak berdasarkan bukti-bukti argumentative dan tidak dianggap sebagai bagian dari tradisi intelektual islam [2]. Sudut pandang kristiani menyatakan teori konspirasi merupakan pandangan yang bersifat pseudoscience yaitu pengetahuan tentang material yang ada di alam dan mengklaim dirinya sebagai sains, namun menggunakan proses pembuktian yang tidak ilmiah [3].

Konten video misinformasi Covid-19 bukan hanya dilakukan oleh Aliansi Doktor Dunia, namun sebuah studi menunjukkan sudah terjadi pada Juni 2020. Dalam analisis terhadap narasi Covid-19 sebagai konspirasi di channel Youtube periode 1-25 Juni 2020 diperoleh lima video dengan jumlah view dan comment tertinggi. Bingkai informasi yang diberikan para content creator pada 5 video tersebut berbeda-beda namun dalam satu konsep yang sama yaitu konspirasi Covid-19. Ahmad Dhani membingkai pandemi Covid merupakan sebuah langkah politik yang dilakukan oleh sekelompok orang. Bossman menarasikan Covid sebagai “Biological Walfare” yang diciptakan oleh China sebagai senjata dalam perang dagang melawan Amerika yang memiliki relevansi dengan pandangan para ilmuan. Robert Harianto mencoba untuk melawan narasi-narasi konpirasi Covid melalui data-data ilmiah dengan menghadirkan seorang Epidiomolog, walaupun dalam video yang disajikan terkesan mengharapkan atensi dari=netizen dengan penggunaan diksi-diksi yang tajam. Who Cares Id menyajikan Covid melalui social experiment dari anak-anak muda, tujuh dari sepuluh anak muda menganggap Covid ini sebagai sebuah konspirasi, namun narasi konspirasi dari ketujuh anak muda ini dilemahkan dengan kajian ilmiah. Grand Linch  menyajikan video yang menggambarkan bahwa pasien dengan status OTG (Orang Tanpa Gejala) dapat menular adalah suatu konspirasi, menurutnya OTG tidak dapat menular [4].

Keyakinan terhadap konspirasi yang berkaitan dengan Covid-19 pada dasarnya terdiri dari dua yaitu 1) keyakinan konsiprasi yang bersifat umum; dan 2) teori konspirasi yang berkaitan dengan pemerintahan yang berkuasa. Studi di Polandia menunjukkan kemampuan individu untuk mengendalikan diri berkaitan dengan dua jenis keyakinan tersebut. Kepedulian terhadap pengendalian kolektif berhubungan positif dengan keyakinan konspirasi secara umum, dan berhubungan negatif dengan teori konspirasi yang berkaitan dengan pemerintah. Kelompok yang meyakini konspirasi dilakukan oleh pemerintah yang berkuasa terindikasi kurang mematuhi protocol pencegahan Covid-19 [5]. 

Keyakinan bahwa Covid-19 merupakan hasil konspirasi menurut sebuah studi di US berhubungan dengan empat hal: 1) keyakinan terhadap penanganan pandemic; 2) kepatuhan untuk mencegah covid-19 seperti menggunakan masker; 3) keyakinan terhadap keamanan vaksin; dan 4) minat untuk melakukan vaksinasi covid-19. Studi ini juga menunjukkan keyakinan terhadap teori konspirasi tetap berlanjut hingga empat bulan kemudian yaitu dari Maret hingga Juli 2020. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan melakukan counter informasi oleh jurnalis dan pengamat yang memiliki ideologi konservatif di media [6].

Studi terhadap responden yang sebagian besar berdomisili di US, Inggris dan kontinen Eropa menunjukkan keyakinan Covid-19 merupakan konspirasi berhubungan dengan keyakinan akan konspirasi yang bersifat umum, pendidikan rendah, dan sikap buruk terhadap pemerintahan yang berkuasa [7].

Misinformasi dapat mempengaruhi respon individu terhadap informasi. Masyarakat harus didorong untuk mengevaluasi kredibilitas informasi serta mempercayakan informasi tentang Covid-19 kepada lembaga yang dapat dipercaya seperti WHO, PBB, CDC [1]. Di Indonesia tentunya sumber terpercaya diperoleh dari Kemenkes dan Satgas Covid-19. Selain itu dapat dimaksimalkan peran psikiater untuk mengatasi keyakinan bahwa Covid-19 adalah hasil konspirasi [8].  

REFERENSI:

[1]     Z. Barua, S. Barua, S. Aktar, N. Kabir, and M. Li, “Effects of misinformation on COVID-19 individual responses and recommendations for resilience of disastrous consequences of misinformation,” Prog. Disaster Sci., vol. 8, p. 100119, 2020, doi: 10.1016/j.pdisas.2020.100119.

[2]     A. M. R. Maulana, “Pandemi dalam Worldview Islam: Dari Konsepsi ke Konspirasi,” Tribakti, vol. 31, no. 3, pp. 307–323, 2020.

[3]     E. Christina, “Pandemi Covid-19 adalah 666?,” J. Teol. Pentakoste, vol. 1, no. 2, pp. 1–23, 2020.

[4]     G. S. Wahyudi and A. Akalili, “Ragam Narasi ‘ Covid-19 sebagai Konspirasi ’ di Portal Media YouTube Pendahuluan,” J. Media Commun. Sci., vol. 3, pp. 26–37, 2020.

[5]     T. Oleksy, A. Wnuk, D. Maison, and A. Łyś, “Content matters. Different predictors and social consequences of general and government-related conspiracy theories on COVID-19,” Pers. Individ. Dif., vol. 168, no. May 2020, p. 110289, 2021, doi: 10.1016/j.paid.2020.110289.

[6]     D. Romer and K. H. Jamieson, “Conspiracy theories as barriers to controlling the spread of COVID-19 in the U.S.,” Soc. Sci. Med., vol. 263, p. 113356, 2020, doi: 10.1016/j.socscimed.2020.113356.

[7]     N. Georgiou, P. Delfabbro, and R. Balzan, “COVID-19-related conspiracy beliefs and their relationship with perceived stress and pre-existing conspiracy beliefs,” Pers. Individ. Dif., vol. 166, no. April, p. 110201, 2020, doi: 10.1016/j.paid.2020.110201.

[8]     G. Andrade, “The role of psychiatrists in addressing COVID-19 conspiracy theories,” Asian J. Psychiatr., vol. 53, p. 102404, 2020, doi: 10.1016/j.ajp.2020.102404.

Masalah Pilihan dalam Analisis Biaya Pelayanan Kesehatan

Jurnal Kesehatan AdeHeryana Vol.1 No.2 2021

Abstrak: Masalah biaya umumnya berkaitan dengan pilihan-pilihan. Sehingga ada yang mengatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang berkaitan dengan pemilihan atau pilihan-pilihan (choices). Pelayanan kesehatan termasuk entitas dari ekonomi yang memiliki ciri khas berfikir rasional dalam melakukan pemilihan. Ketika manusia atau organisasi memilih sesuatu maka hanya ada dua kemungkinan yaitu mengambil pilihannya (take it) dan meninggalkan pilihan yang lain (leave it). Dalam ilmu ekonomi pilihan tidak boleh bersifat “abu-abu” sehingga seorang ekonom dapat fokus kepada satu hal untuk mempelajari konsekuensi yang muncul.

Dalam kaitannya dengan biaya, ada terminologi yang disebut dengan opportunity cost. Misalnya seorang mahasiswa semester akhir mendapatkan dua pilihan yaitu melajutkan kuliah semester akhir atau menerima tawaran pekerjaan dari sebuah perusahaan dengan gaji mencapai 10 juta per bulan. Kalau mahasiswa memilih kuliah, maka ia akan kehilangan pendapatan sebesar 10 juta per bulan. Nilai yang hilang inilah yang disebut dengan opportunity cost atau ada juga yang menyebutnya dengan opportunity loss. Dengan memilih tetap kuliah, maka akan muncul biaya-biaya yang memang berkaitan dengan kegiatan kuliah, seperti biaya Pendidikan, biaya transportasi, biaya buku dan sebagainya. Biaya-biaya yang muncul ini disebut dengan Outlay Cost. Dalam kuliah analisis biaya pelayanan kesehatan ini yang akan dianalisis adalah biaya yang termasuk dalam outlay cost.

Gambar 1. Masalah Pilihan dalam Ilmu Ekonomi yang Bersifat Rasional

Gambar 1 memperlihatkan proses pengambilan keputusan untuk memilih antara kuliah atau bekerja pada mahasiswa tingkat akhir. Jika pilihannya “no” untuk kuliah maka ia akan menerima pekerjaan yang ditawarkan sehingga ada dua tiga konsekuensi yaitu 1) muncul biaya-biaya selama bekerja (outlay cost) misalnya biaya kost, biaya transportasi, biaya makan dll; 2) mendapatkan penghasilan (income [+]) yang akan mengcover seluruh biaya; dan 3) kehilangan peluang lulus kuliah (income [-]) yang disebut dengan opportunity cost. Jika pilihannya kuliah maka ada tiga konsekuensi yaitu 1) muncul biaya-biaya untuk menjalankan kuliah seperti buku, trasnportasi, kost dll; 2) mendapatkan peluang lulus kuliah lebih baik (income [+]) dan diharapkan akan menutupi biaya kuliah jika sudah bekerja; dan 3) kehilangan pendapatan dari pekerjaan yang ditolak tersebut (income [-]) yang disebut dengan opportunity cost.  Pada gambar terlihat bahwa opportunity cost pada dasarnya adalah konsekuensi negatif dari pilihan mahasiswa, yang ditunjukkan dengan garis putus-putus menyilang antara 2 pilihan.

Analisis biaya hanya menghitung biaya yang termasuk dalam outlay cost. Artinya analisis biaya hanya mengitung biaya yang benar-benar merupakan pilihan seseorang atau organisasi.

Pengantar Analisis Biaya Pelayanan Kesehatan

Jurnal Kesehatan AdeHeryana Vol.1 No.1 2021

Abstrak: mata kuliah Analisis Biaya Pelayanan Kesehatan meliputi materi ajar yang terdiri dari pengertian biaya, Cost-Volume-Profit Analysis, metode Alokasi Biaya dan Evaluasi Ekonomis Pelayanan Kesehatan. Video ini berisi pengantar sebagai panduan dalam mempelajari ilmu Analisis Biaya Pelayanan Kesehatan.