“Memasarkan” Proposal Skripsi?

Jurnal Kesehatan AdeHeryana Vol.1 No.7 2021

Mempresentasikan proposal skripsi di depan para penguji ibarat seseorang yang sedang melamar pekerjaan. Inti dari proposal skripsi adalah kalian menawarkan suatu kegiatan dan berusaha agar kegiatan tersebut menarik perhatian penguji bahkan meluluskan proposal tersebut.

Kalau begitu samakah dengan menjual produk/jasa? Bisa dibilang hampir mirip. Anggaplah dosen pembimbing (dosbing) adalah konsumen yang akan kalian sasar, lalu dosen penguji adalah orang di sekitar konsumen yang mempengaruhi atau memantapkan pilihannya untuk menyetujui proposal kalian. Jadi keputusan final dosbing untuk menyetujui proposal kalian bukan saat bimbingan di meja, tetapi saat presentasi. Jika dosen membela kalian di saat presentasi, itu menunjukkan kalian berhasil “memasarkan” proposal skripsi.

Dalam ilmu pemasaran, keputusan konsumen untuk membeli barang melalui tahapan berikut: tahap-1 adanya kebutuhan konsumen akan suatu produk/jasa untuk memenuhi kepuasannya (need); tahap-2, adanya keinginan konsumen untuk memenuhi salah satu kepuasan (want); dan tahap-3 adanya permintaan dari konsumen akan produk/jasa yang didukung dengan keinginan dan kemampuannya untuk membeli (demand). Proses kalian mengajukan proposal skripsi kepada dosbing tahapannya bisa seperti di atas.

Tahap-1 need. Pada dasarnya dosbing membutuhkan (need) pengembangan karir dalam bidang penelitian. Penelitian yang dilakukan mahasiswa (melalui skripsi) bisa menjadi salah satu pendukung kebutuhan ini. Nah, kalo gini apa strateginya? Mahasiswa harus paham kepakaran dosen pembimbingnya. Caranya? gampang aja. Buka Google Scholar, lalu ketik nama dosbing kalian. Perhatikan judul penelitian yang sudah dilakukan dosbing, dan kalian bisa menyimpulkan topik apa yang cocok dan diminati. Apakah cuma google scholar? tidak juga. Kalian bisa cari kinerja dosen di blog pribadinya, atau website Sinta. Dari sini satu poin sudah kita dapat. Lalu apakah tanda-tanda kalian sudah dapat menyentuh need dosbing? Ketika dosbing menyetujui topik yang diambil, kalian telah bisa menyentuh kebutuhannya. Perlu diingat, topik beda dengan judul skripsi. Judul lebih spesifik dibanding topik. Misalnya: topiknya pembiayaan kesehatan, judulnya bisa “dampak asuransi kesehatan terhadap kesehatan lanjut usia”.

Tahap-2 want. Pada tahap ini dosbing ingin (want) agar topik yang sudah kalian pilih dan disetujui olehnya menjadi proposal penelitian yang lebih baik. Saran saya pada tahap ini jangan kasih kendor. Terus lakukan pendekatan dan secara intens melakukan konsultasi. Ingat, dosbing bukan cuma membimbing 1 mahasiswa tetapi bisa 5-10. Jangan sampai ada mahasiswa lain yang menyodorkan topik yang mirip dan lebih menarik. Dan ingat, di sini kalian ibarat pemasar/penjual yang berupaya menarik perhatian dosbing. Disamping itu perdalam kembali keilmuan yang dibutuhkan untuk menyusun skripsi, baik dari sisi metodologi penelitian maupun substansi topik penelitian.

Tahap-3 demand. Nah pada tahap ini cukup menentukan keberhasilan kalian dalam penyusunan skripsi. Jika tahap 1 & 2 sudah kalian lewati dengan sangat baik, maka kalian akan mendapatkan peluang emas yaitu dosbing menyatakan ingin terlibat dalam proposal penelitian yang kalian buat. Kalau sudah begini, dosbing akan mendukung proposal kalian 100%, sehingga saat sidang dia akan mati-matian membela agar proposal skripsi supaya lolos.

Tidak ada yang sulit jika kita berusaha. Sebenarnya siapa yang mengatakan ke otak kita bahwa menyusun skripsi itu sulit, sehingga tangan kita malas membuka laptop? Teman? Kakak angkatan? Bukan mereka!!! Tetapi sebenarnya diri kalian sendiri yang “menempatkan” skripsi sebagai benda yang mengerikan. Makanya muncul istilah “Skripshit” (buat yang merasa sulit), dan “skripsweet” (buat yang merasa gampang).

Mengerjakan skripsi melatih kita untuk melewati sebuah proses secara bertahap, satu per satu, dan tidak instan. Dan mental seperti itulah yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Semoga lancar skripsinya.